Sebulan Hanya 50 Turis Berlibur ke Papua

Meski memiliki banyak potensi wisata alam nan menawan, namun tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Papua masih rendah. Tercatat hanya sekira 50 orang turis yang berlibur ke provinsi tersebut setiap bulannya.

Rendahnya tingkat kunjungan wisman itu diakui Iwanto P, salah seorang pelaku industri pariwisata di bawah bendera PT Papua Adventure Tours and Travel, disela-sela kegiatan promosi wisata Papua dan Papua Barat di Kuta, Bali.

"Jumlah kunjungan turis ke Papua, selama satu bulan rata-rata mencapai 50 orang. Jumlah ini menurun dibanding tahun 2010, yang mencapai 100 orang per bulannya," sebut Iwanto.

Tingkat kunjungan wisata ke Papua yang masih rendah itu, salah satunya disebabkan mahalnya biaya berwisata. Meskipun sebenarnya bagi wisatawan asing yang pernah berkunjung ke Papua, mengaku merasa puas sehingga besarnya biaya yang dikeluarkan sebanding kenikmatan yang mereka peroleh.

Seiring gencarnya kegiatan promosi para pelaku pariwisata dan pemerintahan daerah setempat, kini minat Wisatawan mancanegara mulai meningkat untuk melihat dari dekat pesona wisata bahari Papua dan Papua Barat.

Namun, peluang pasar itu belum sepenuhnya mampu ditangkap dengan baik, mengingat minimnya informasi yang didapat para pelancong dunia itu untuk bisa menjangkau dan mengetahui potensi obyek-obyek wisatanya, termasuk bagaimana rute jalan menuju destinasi tersebut.

"Wisatawan mancanegara cukup banyak yang ingin berlibur ke Papua tetapi informasi yang mereka serap masih kurang," kata Iwanto menambahkan.

Dia mengatakan, wisatawan mancanegara sangat tertarik berwisata ke pulau di ujung timur Indonesia itu, namun mereja tidak mengetahui bagaimana cara datang ke Papua termasuk harus menggunakan penerbangan apa saja.

Selain kekurangan informasi, sambung dia, wisatawan mancanegara juga mengeluhkan mahalnya biaya perjalanan wisata guna menikmati keindahan alam maupun keunikan adat istiadat masyarakatnya.

Dalam kesempatan itu, Iwanto menyebutkan sebagai gambaran masih mahalnya biaya wisata ke Papua, untuk tiket open penerbangan seperti Garuda dari Bandara Ngurah Rai, Bali ke Papua saja mencapai Rp 5,8 juta untuk pulang pergi.

Ongkos itu belum termasuk untuk biaya transportasi antara pulau di kawasan yang harus ditempuh dengan perjalanan darat dan laut.  "Memang biaya ke Papua bagi wisatawan cukup tinggi. Biaya tinggal di Papua juga mahal," beber Iwanto.

Meski berwisata ke Papua, wisatawan harus berkocek tebal, namun pihaknya menjamin bahwa apa yang didapat yakni kepuasan berwisata wisata ke Papua, sebanding dengan besarnya biaya yang dikeluarkan.

Dari penuturan wisatawan yang pernah menginkkan kaki ke ke Papua, umumnya mereka puas usai menikmati alam Papua meskipun mengeluarkan biaya yang besar.

Dalam kerangka untuk mendongkrak wisatawan itulah, kata dia, maka pemerintah dan komponen industri pariwisata Papua memberikan segala macam informasi dan panduan yang dibutuhkan wisatawan.

"Kami berharap travel agen, hotel-hotel dan industri parwisata di Bali juga membantu pemerintah Papua dan Papua Barat, dalam mempromosikan dan menjual produk wisata Papua ke wisatawan mancanegara dan domestik," tutupnya.